Peristiwa
gerakan 30 September 1965 yang merupakan peristiwa kelabu bagi bangsa
Indonesia, dimana pada peristiwa tersebut telah terjadi pengkhianatan
yang dilakukan oleh kelompok Komunis terhadap Pancasila dan
pemerintah Indonesia. Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya hari
Kesaktian Pancasila itu, menjadi salah satu bukti bagaimana para
pendahulu bangsa harus berjuang bukan saja melawan penjajah, tetapi
juga harus menghadapi gerakan pengkhianatan yang timbul dari dalam
negeri kita sendiri.
Pelaksanaan doa bersama pada hari Selasa
tanggal 30 September 2014 tepat pukul 19.00 Wita di Markas Yonif
744/SYB. Melalui para Imam masing-masing agama menyampaikan bahwa
melalui doa bersama mengenang gugurnya pahlawan revolusi ini,
berharap dapat menumbuhkan kesadaran kita akan arti pentingnya
nilai-nilai kepahlawanan sebagai landasan moral dan etika dalam
mewujudkan cita-cita nasional, yaitu membangun bangsa dan negara yang
sejahtera, adil dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sebagai ungkapan
rasa syukur yang mendalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya
atas segala pengorbanan para pahlawan bangsa, dalam mengawal tegak
kokohnya dasar negara Pancasila, marilah kita menundukkan kepala
sejenak, seraya memanjatkan do’a, semoga perjuangan mereka diterima
Allah SWT sebagai amal dan arwahnya di tempatkan di tempat
yang mulia sesuai dengan amal bhaktinya.
Semangat patriotisme dan rela berkorban
yang telah dikobarkan oleh para pahlawan bangsa terdahulu, termasuk
pahlawan revolusi tentunya menjadi warisan terbesar yang harus kita
jaga dan lanjutkan dalam setiap langkah pengabdian kita. Perjuangan
dan pengorbanan para pahlawan bangsa, hendaknya menjadi acuan nilai
dan landasan moral bagi seluruh komponen bangsa. Konsep nilai
kepahlawanan tersebut akan lebih bermakna, manakala kita mampu
menginterprestasikan secara tepat, kemudian mengaktualisasikannya
dalam realitas pengabdian kita saat ini dan yang akan datang.